Kamis, 26 Juni 2014

Positifku : Trainer Juga Seorang Mentor

Assalamualaikum Warohmatullohiwabarokatuh.

Semangat Pagi !


Alhamdulillah hari ini kita semua masih diberikan rahmat dan perlindungan dari Allah SWT sehingga pagi ini insyaAllah kita semua dalam keadaan sehat walafiat.
Pada tanggal 29 Mei 2014 yang lalu, Alhamdulillah saya mendapat kesempatan untuk memberikan motivasi di Yayasan Darussallam An-Nur, Kunciran Tangerang . Motivasi dengan tema “ 3 Harta Karun” tersebut insyaAllah akan saya sampaikan dalam waktu 7 kali pertemuan. Dan saat itu adalah pertemuan yang pertama. Sesi tersebut saya pergunakan sebagai sesi perkenalan dimana saya ingin mengenal para santri lebih jauh. Semangat mereka sungguh membuat saya “terhenyak “ sehingga terkadang saya membandingkan dengan antusias remaja seusia mereka yang kehidupannya lebih beruntung. Menurut saya, mereka memiliki derajat yang lebih tinggi dengan kondisi yang tidak seberuntung remaja lainnya. Karena seusia tersebut mereka sudah mendapatkan cobaan yang cukup berat namun tidak patah semangat untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Setelah melalui beberapa diskusi, akhirnya mereka pun mengungkapkan mimpi atau cita – cita yang ingin mereka capai. Ternyata mereka cukup realistis. Karena terkadang kita menentukan cita – cita yang jauh dari realita kemampuan kita. Dan mereka benar – benar membuktikan bahwa usia muda bukan berarti tidak punya pandangan yang jauh ke depan, karena usia muda hanya datang satu kali dan kematian pun sudah menanti. Hal tersebut dapat kita gali jika kita memahami pola pikir mereka dan menyempatkan diri untuk mengenal mereka lebih dalam agar dapat diarahkan ke jalan yang penuh keberkahan.
Apa hal sederhana yang saya lakukan ? Awalnya materi “ 3 Harta Karun “ selalu saya sampaikan dalam waktu 4 jam. Namun keputusan itu saya rubah mengingat mereka masih berusia remaja 13 – 19 tahun. Usia ini sangat rentan dengan perubahan psikologi diri. Dan saya berprinsip bahwa usia remaja harus banyak diberikan bekal menjadi pribadi positif sehingga kebaikan dan keberkahannya dapat mereka petik nanti pada masa yang akan datang. Tanpa berpikir panjang, saya putuskan insyaAllah saya siap menjadi mentor mereka.

Menurut pengalaman saya, puluhan MT dalam program training yang saya design di salah satu perusahaan agribisnis, ternyata selain mengikuti training dan sesi motivasi, mereka jauh lebih nyaman jika mereka memiliki seorang mentor. Karena mereka dapat berkomunikasi lebih terbuka dan mau bekerja sama untuk merubah semua prilaku negatif, menyelesaikan permasalahan pribadi dan menghapuskan trauma yang masih terpendam di dalam hati. Pada saat tersebut, posisi seorang mentor harus mampu menajadi seorang konselor dan motivator, bahkan harus mampu menjadi seorang sahabat, kakak hingga orang tua. Sungguh luar biasa, berdasarkan analisa saya, sebuah program training yang cukup besar dan menjanjikan akan sia – sia dimata mereka jika kita sebagai trainer belum mampu melihat “sisi lain” di dalam diri mereka. Melihat efek positif tersebut, akhirnya saya meminta seluruh tim untuk menjadi mentor dari masing – masing karyawan Manajemen Trainee (MT). Dan saya menetapkan End Result (hasil akhir) yang ingin saya capai adalah mereka mampu menjaga dan meningkatkan kualitas kompetensi untuk membangun perusahaan yang siap bersaing di masa yang akan datang. Dan hal tersebut menjadi bagian dari doa saya kepada remaja santri di Yayasan Darussallam An-Nur.

Trainer juga harus bisa sebagai Mentor. Karena menjadi mentor kita bisa melakukan coaching, counseling, briefing, training, hingga motivasi yang berdampak positif bagi peserta. Dan berhati – hatilah menjadi seorang mentor, karena seyogyanya mentorlah yang bisa “menyetir peserta secara positif” dan bukan sebaliknya.
So….. sukseskan program training anda dengan memiliki kompetensi menjadi mentor yang positif.

Salam Positifku !