Selasa, 24 September 2013

Positifku : Lelahku untuk-Mu

Semangat Pagi !!

Alhamdulillah hari demi hari yang kita lewati harus kita ikuti dengan rasa syukur yang sungguh luar biasa dari Allah SWT, karena pagi ini kita masih dengan mudahnya membuka mata untuk siap melewati pahit manis kehidupan yang sudah disiapkan olehNya.
Pengorbanan dan perjuangan yang kita lakukan selama ini sungguh mulia jika diikuti dengan rasa syukur kepadaNya. Coba  kita menyempatkan waktu sejenak untuk melakukan evaluasi,  untuk siapakah perjuangan, pengorbanan, dan lelah kita selama ini ?

Silahkan anda menjawabnya masing - masing sesuai dengan apa yang ada pada pikiran dan hati anda. Tetapi selama pengalaman saya bekerja 11 tahun yang silam, setiap orang akan menjawab beberapa hal di bawah :

1. Lelahku untuk kedua orang tuaku. 
    Alasannya adalah karena kedua orang tua adalah sepasang insan mulia yang dengan penuh rasa cinta dan  kasih sayang melahirkan,  menjaga, merawat, dan membentuk karakter keimanan dan prilaku kita hingga bisa menjadi seperti yang dirasakan saat ini. Mereka adalah pejuang yang selalu memberikan konsumsi kebaikan agar kita mampu dan mau hidup dengan semangat untuk memiliki masa depan yang melebihi dari harapan mereka. Dan kedua orang tua adalah "pahlawan"  disetiap kehidupan yang tidak pernah meminta balas budi ketika kita sudah tumbuh dewasa dan mandiri. Jadi, semua yang kita dilakukan adalah untuk memberikan kebahagiaan kepada kedua orang tua kita baik dengan materi maupun non materi, sehingga mereka dapat "memetik kebaikan" yang tiada henti - hentinya hingga penghujung usia.

2. Lelahku untuk diriku.
    Alasannya adalah karena kita sudah mampu hidup mandiri dan tidak bergantung dengan siapapun termasuk dengan kedua orang tua, baik dari sisi kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Kita harus mampu menunjukkan bahwa kita adalah insan yang tidak gampang patah semangat, memiliki kekuatan dan kelemahan dan menjadikannya sebagai motivasi untuk tetap tumbuh dengan penuh kebaikan. Membuat perencanaan untuk masa depan yang cerah yang memiliki pengharapan agar berhasil hingga dapat meningkatkan derajat kita di dunia. Dan memang kita terlahir untuk berjuang, dan hidup mandiri, karena ketika ajal datang kelak, kita akan sendiri menuju "rumah akhirat" kita. Jadi semua lelah kita untuk menumbuhkan, membentuk dan melayani diri kita sendiri menjadi pribadi yang terbaik dihadapanNya.

3. Lelahku untuk keluargaku
   Alasannya adalah karena kita sebagai pemimpin dan pengganti kedua orang tua di dalam kehidupan pribadi. Kita adalah ayah, juga sebagai ibu yang diberikan amanah olehNya untuk menjadi insan mulia yang memberikan konsumsi keimanan, pangan, sandang, pendidikan, dan masa depan kepada seluruh bagian keluarga. Tanggung jawab yang sungguh besar bersandar di dada dan tekad yang cukup kuat menyemangati setiap pemikiran dan tindakan untuk mengamanahkan seluruh hasil perjuangan, pengorbanan, dan lelah yang setiap hari dirasakan agar dapat membangun kemuliaan hidup dari semua keluarga yang kita cintai. Dan lelah kita adalah perjuangan cinta dan kasih sayang untuk keluarga kita.

Ketiga jawaban tersebut sungguh sangat positif dan mulia ketika saya bertanya kepada siapapun yang pernah saya temui. Namun kenapa masih banyak yang merasakan kegagalan padahal ketiga alasan di atas sebenarnya sungguh sangat mulia jika kita melakukannya ? Jawaban dari saya sangat sederhana, kita terlupa satu jawaban yang paling utama yaitu :



  • Lelahku untuk-Mu                                                                                                                   Ucapan kata syukur memang sangat mudah dikatakan oleh siapapun. Namun insyaAllah saya tidak pernah bosan menyampaikan bahwa rasa syukur dan keikhlasan itu 99 % hanya kita yang lebih mengetahuinya dengan Allah SWT. Tindakan rasa syukur dan keikhlasan yang kita lakukan dengan ucapan, bahasa tubuh, sikap empati, dan perhatian yang mendalam hanya bernilai 1 % saja. Kita diciptakan mampu "berakting" di setiap proses kehidupan yang fana ini. Bisa jadi setiap lelah kita kepada kedua orang tua, diri sendiri, keluarga bahkan orang lain tidak mengandung rasa syukur dan keikhlasan yang sangat mendalam dari lubuk hati kita. Kita terlupa bahwa setiap tetesan keringat dan jerih payah yang kita lakukan adalah untuk membuktikan diri kepadaNya bahwa kita adalah insan yang mampu melawan hawa nafsu dan bertakwa kepadaNya. Sangat tidak adil kita jika kita mengutamakan yang lain dibandingkan Allah SWT. Kita harus memiliki keikhlasan yang 99 % adalah untukNya. Kita harus mampu belajar untuk semakin dekat denganNya, yakinkan di hati bahwa dengan ikhlas menghadapNya dan bertakwa padaNya insyaAllah kedua orang tua, diri kita sendiri, keluarga, dan sesama yang menjadi bagian dari kebahagiaan hidup kita akan selalu mendapatkan perlindungan, keberkahan, dan kebaikan dariNya.
Mari bersama - sama kita intropeksi diri, tidak ada yang paling utama di dunia ini  selain hanya kepadaNya kita harus bertaqwa dan berserah diri. Kita harus yakin dan memiliki komitmen bahwa: Lelahku untuk-Mu, Hanya Engkau dan aku yang paling memahami keikhlasan dan rasa syukur dari setiap perjuangan hidup ini, dan berikanlah rasa cinta  dan kasih sayangMu kepada kedua orang tua, diri ini, keluarga, dan seluruh insan yang hamba cintai, dan jadikanlah kami menjadi golongan insan yang dirindukan oleh SyurgaMu.


Salam Semangat Pagi.

Tidak ada komentar: