Jumat, 29 Agustus 2014

Positifku : Alhamdulillah Saya Masih Hidup !!

Assalamualaikum Warohmatullohiwabarokatuh.
 
Semangat Pagi !

Alhamdulillah hari ini kita semua masih diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga kita dapat menyambung tali silaturrahmi dengan keluarga dan sesama.

Pada tulisan kali ini saya akan sharing bagaimana proses perjalanan hidup yang menjadi sebuah catatan bersejarah dalam hidup saya, yang insyaAllah dapat kita petik sebuah Anugerah Positif  dan menjadi pelajaran terbaik buat hidup kita semua.

Selain menjadi penanggung jawab operasional training di sebuah group perusahaan agribisnis, saya juga banyak diberikan kesempatan untuk membantu membangun dan menyelesaikan beberapa program dan project di lingkungan Direktorat Umum. Dan sudah menjadi hal biasa jika saya dinas ke Kalimantan Timur untuk memberikan Training, melaksanakan program - program SDM, dan mendampingi salah satu Board Of Director (BOD). Tepat tanggal 12 Agustus 2014, saya berangkat menuju Kaltim untuk melakukan pendampingan kunjungan kerja salah satu BOD. Dan berikut detail detik - detik menuju sebuah pelajaran hidup yang sangat positif :

12 Agustus 2014
Saya melakukan perjalanan darat dari Balikpapan  - Sangatta. Selama di perjalanan saya sudah mulai kedinginan dan perut bagian bawah kanan saya sakit. Hal ini dipicu karena saya duduk persis di atas ban belakang sebelah kanan sebuah unit travel swasta. Dan setiba di Sangatta, saya langsung berobat ke seorang dokter umum. Alhasil saya diberikan beberapa obat untuk meredakan sakit di perut dan kedinginan (menggigil).
13 Agustus 2014
Saya melakukan perjalanan darat menuju lokasi kebun untuk beberapa pekerjaan. Sungguh hari yang penuh berkah karena saya masih menggigil kedinginan, badan terasa lemas dan pusing. Dan seorang sahabat saya bernama Handung mengkerik dan memberikan sedikit refleksi di bagian punggung belakang. Alhasil saya bisa tidur dan dilanjutkan dengan mengkonsumsi obat yang sudah saya dapatkan dari dokter umum sebelumnya.

14 Agustus 2014
Beberapa pekerjaan dan sebuah acara besar menjadi salah satu aktifitas utama saya pada saat itu. Namun sepanjang hari........ tadinya suhu badan saya normal saja, alhamdulillah meningkat menjadi cukup panas. Dan saya pun mengkonsumsi obat dari dokter untuk meredakan sakitnya........alhasil saya bisa beristirahat meskipun kurang nyenyak.

15 Agustus 2014
Saya melakukan perjalanan darat selama  2 jam menuju kota Sangatta. Tepat hari Jumat, siang itu saya sholat Jumat dengan kondisi badan yang semakin panas, menggigil dan pusing. Setelah selesai sholat, saya mengkonsumsi obat sebelum makan, hal ini saya lakukan karena rasa sakit yang cukup membuat saya kurang nyaman. Tiba saat sholat maghrib.... rasa pusing, menggigil, dan panas tadi muncul kembali. Dan saya langsung mengkonsumsi obat (meskipun  belum makan).... alhasil saya berkeringat secara tiba - tiba dan nafas saya terasa sesak. Setelah saya menyelesaikan sholat Jamak, saya berlari menuju parkiran hotel untuk menemui supir. Saya pun bertanya kepada Pak Mochtar (supir) " Pak...Saya susah bernafas.... Bapak gimana ?" Dan beliau menjawab " Saya bisa bernafas Pak, Bapak kenapa ?" Akhirnya saya menjawab " Pak, tolong antarkan saya ke Rumah Sakit !" Sambil saya mengabarkan salah satu BOD, Aru (rekan kerja) dan Pak Cholid (Koord. HRD)...kemudian kami berangkat menuju rumah sakit.
Tiba - tiba diperjalanan kedua tangan saya keram dari ujung jari hingga ke siku, dan saya semakin sulit untuk bernafas. Saya gelisah.... dan coba membuka kaca, menyalakan AC, menutup kaca kembali untuk mencari oksigen agar saya bisa bernafas seperti biasanya. Hal tersebut tidak merubah apapun dari kondisi saya. Akhirnya tiba di IGD sebuah rumah sakit swasta, saya berlari menemui 2 orang suster dan menyampaikan apa yang saya rasakan. Tindakan medis pun akhirnya dilakukan. Saya diberikan oksigen, infus, dan menyuntikkan beberapa obat. Tiba - tiba keram / kesemutan yang saya rasakan bertambah, dari kedua ujung kaki hingga lutut. Saya pun sedikit berteriak menyampaikan hal tersebut kepada suster dan dokter umum yang jaga. Saya berusaha terus menjalin komunikasi kepada tim medis terhadap perubahan - perubahan yang saya rasakan. Dan 15 menit kemudian Pak Cholid datang mendampingi saya. Saya masih terasa sesak meskipun oksigen sudah diputar pada posisi maksimal. Kemudian saya bicara kembali kepada tim medis karena secara tiba - tiba  mulai dari paha keram tersebut berjalan menuju perut, dada, leher, hingga seluruh tubuh. Disaat inilah saya tidak bisa bergerak, badan saya kaku. Namun saya tetap berdzikir untuk tetap konsentrasi dengan menggerakkan bola mata dan pikiran saya. Semua perasaan dan pemikiran saat itu bercampur aduk.... saya hampir tidak bisa bernafas.....dan saat itu yang muncul adalah bayangan istri, kedua anak, ibu dan semua perbuatan yang saya lakukan selama hidup. Mata saya tertuju pada kaki saya, dan saya melihat keatas sambil berdzikir " Lailahaillolloh Muhammadarrosululloh" terus menerus. Saya coba tenangkan hati, dan saya berdoa " Ya Alloh, jika hari Jumat ini adalah saatnya hamba menghadap kepada-Mu, berikanlah kemudahan  saat hamba merasakan Sakratul Maut ini, ampuni Ya Alloh dosa - dosa hamba, kedua orang tua saya, istri saya, kedua  anak saya dan dosa hamba kepada siapapun. Masukkanlah kami ke dalam syurgamu. Insyaallah hamba hari ini ikhlas menghadap-Mu.... Amin." Tiba - tiba saya mampu untuk kembali berbicara,... saya meminta Pak Cholid untuk menunjukkan foto anak saya yang paling kecil...saya pun tersenyum..... dan tim medis menyuntikkan beberapa obat kembali dan menempelkan kompres air panas sebanyak 2 pcs kedada dan perut saya. Secara perlahan saya  berusaha untuk fokus dan konsentrasi tidak memikirkan sulit untuk bernafas, tetapi fokus untuk bernafas seperti biasa .......dan ini yang menjadi salah satu perjuangan yang sangat sulit untuk saya lakukan. Dan Alhamdulillah keram di daerah perut menghilang secara perlahan. Meskipun belum sempurna untuk bernafas seperti biasa, tetapi saya mencoba melatih berkomunikasi, berpikir dan menggerakkan beberapa anggota tubuh. Dan akhirnya.. setelah 2.5 jam di IGD, saya dirawat di kamar rawat inap. Mochtar, Aru dan istri, Pak David ( BOD), Pak Cholid menjadi insan penyelamat saya saat di Sangatta. Mereka adalah orang  - orang hebat yang melayani dengan sepenuh hati. Saya pun berdoa untuk keselamatan mereka di dunia dan akhirat.

16 Agustus 2014
Saya terbang dari Sangatta - Balikpapan - Jakarta untuk mendapatkan perawatan lanjutan. Dan selama 2 hari 2 malam saya mendapatkan perawatan intensif, karena alhasil diagnosa dari dokter di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta Selatan, saya kekurangan elektrolit di dalam darah, sehingga saya bisa mengalami keram, panas, dingin, pusing dan badan terasa lemas, hingga sesak nafas.
Ini adalah pelajaran hidup yang sangat berharga bagi saya. Karena saya  yakin kita semua pernah punya pengalaman mendapatkan cobaan hidup yang cukup berat. Namun jika kita mampu bertindak positif dimulai dari pemikiran, perbuatan, bahkan seluruh proses kehidupan yang dianugerahkan oleh Allah SWT, insyaAllah kita semakin memahami kenapa kita harus hidup di dunia. Karena hal positif tersebut dapat meningkatkan derajat kita baik di dunia dan akhirat. Dan terima kasih saya ucapkan kepada Sridwiningsih (istri saya), Aditya (HRD HO) dan semua rekan, sahabat, dan keluarga yang sudah mengirimkan doa untuk saya.

Semenjak kejadian tersebut, setiap bangun pagi saya tersenyum dan berkata kepada diri saya  “Alhamdulillah Saya Masih Hidup “. Dan saya tidak akan menggunakan waktu selama 24 jam kedepan untuk melakukan hal - hal negatif, melainkan memotivasi diri untuk berjuang mencari keberkahan hidup dan sepenuh hati menaburkan keberkahan hingga hari esoknya terus...dan seterusnya.
Mudah – mudahan tulisan ini insyaAllah bermanfaat untuk kehidupan positif kita semua. Bersyukurlah karena kita masih diberikan kesempatan untuk hidup, belajarlah menjadi pribadi yang positif  dan ikhlas merelakan semua yang kita miliki untuk dikembalikan kepada-Nya jika saatnya sudah tiba.

Salam Positifku !